Tenggorokan memiliki fungsi memisahkan esofagus dari trankea dan menghalangi makanan dan minuman untuk masuk ke saluran pernapasan , dimana tenggorok berisikan 2 potongan , ialah selaku jalur kuliner (kerongkongan) dan jalur nafas (tenggorok). Lalu, bagaimana jikalau tenggorokan Anda terasa sakit ketika minum dan menelan masakan? Rasa tidak tenteram dan cemas pasti menghantui Anda.
Makanan Pedas Picu Sakit Tenggorokan, Apa Alasannya?
Saat seseorang mengalami flu atau hidung mampet akibat batuk atau pilek, mengonsumsi makanan pedas kerap jadi pilihan. Namun jika berlebihan, makanan pedas bisa menjadi penyebab sakit tenggorokan. Hal tersebut dikarenakan, makanan pedas memicu infeksi atau luka dalam tenggorokan. Makanan pedas yang dimaksud meliputi sambal, bubuk cabai, cengkeh, lada hitam, serta pala. Jika ingin mengonsumsi makanan pedas yang aman, sebaiknya gunakan jahe atau bawang putih.
Makanan Penyebab Sakit Tenggorokan Lainnya
Bukan hanya makanan pedas saja yang dapat memicu sakit tenggorokan. Berikut ini sejumlah makanan yang menjadi penyebab sakit tenggorokan:
- Makanan dengan rasa asam. Zat asam pada makanan dapat memicu timbulnya iritasi dan peradangan. Makanan asam yang dimaksud, seperti jeruk, cuka, asam jawa, atau acar.
- Makanan bertekstur kering atau keras. Kedua jenis makanan tersebut berisiko memicu munculnya sakit tenggorokan. Makanan tersebut meliputi kue kering, biskuit, kacang-kacangan, sereal atau sayuran mentah.
- Susu dan olahannya. Susu memicu peningkatan produksi lendir dalam tubuh, sehingga rasa gatal pada tenggorokan dapat terjadi. Jika tenggorokan sedang tidak bersahabat, sebaiknya jangan dikonsumsi, ya.
- Makanan berminyak. Minyak berlebihan dalam makanan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan tenggorokan. Bukan itu saja, minyak juga dapat memicu terbentuknya kolesterol, jerawat, serta penyakit jantung
- Kafein dan alkohol. Kafein dapat menjadi salah satu pemicu rasa gatal pada tenggorokan. Nah, rasa gatal inilah yang lama-kelamaan berubah menjadi sakit tenggorokan. Sedangkan alkohol, kandungan di dalamnya dapat memicu tenggorokan kering. Jika tidak diimbangi dengan banyak air putih, maka sejumlah gejala sakit tenggorokan bisa saja muncul.
Dalam sesi Konsultasi Umum sepanjang 2014, pertanyaan mengenai tenggorokan sakit saat minum dan menelan kuliner menjadi salah satu pertanyaan yang sering disebutkan pembaca, misalnya Retno, wanita lajang berusia 24 tahun.
Dok saya punya ganjalan di tenggorokan yang untuk menelan kuliner dan minum sakit serta leher belakang sakit juga.
dr Dito Anugroho pengasuh Konsultasi Kesehatan Umum menerangkan dilema itu biasanya muncul bila seseorang mengalami demam lebih dari 38 derajat Celsius, tidak diikuti batuk dan sesudah dijalankan pemeriksaan oleh dokter ditemui tender anterior cervical adenopathy. Selain itu disertai eksudat atau pembekakan amandel, maka ada kemungkinan diagnosisnya mengarah ke Group GABHS (group A beta-hemolytic streptococcal) pharyngitis.
“Tetapi, masih banyak lagi kemungkinan diagnosis (diagnosis banding) dari nyeri tenggorokan atau sakit tenggorokan selain faringitis, misalnya tonsillitis, tansilofaringitis, infeksi peritonsil,” ucap dr Dito yang melakukan pekerjaan di Neuroscience Department and Brain and Circulation Institute of Indonesia (BCII).
Menurut dr Dito yang merupakan mantan pengajar di Universitas Surya, sakit tenggorokan atau nyeri tenggorokan 50-80% disebabkan oleh infeksi virus, misalnya virus Adenovirus, influenza virus, parainfluenza virus dan sebagainya. Serta, sisanya (20-50%) nyeri tenggorokan disebabkan oleh bakteri, seperti: Streptococcus pyogenes grup A, Fusobacterium necrophorum , Haemophilus influenza type B, dsb.
Ia menyertakan, selain virus dan bakteri, kemungkinan lain dapat disebabkan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) , Postnasal Drip (allergic rhinitis atau penyakit pernafasan yang lain), tiroiditis akut, batuk persisten, trauma (cedera, luka), nyeri gigi yang beralih/menjalar (referred dental pain).
“Pencegahan radang tenggorokan itu mudah. Hindari konsumsi kuliner dan minuman yang beraroma tajam atau potensial mengiritasi (melukai) selaput lendir (mukosa) tenggorokan, misalnya kuliner yang pedas, panas, berminyak (atau digoreng dengan minyak curah) , dan asam. Seringlah konsumsi minuman yang hangat, mirip wedang jahe dan jeruk bagus hangat,” saran dr Dito yang bersungguh-sungguh menulis buku ini.
dr Dito menyertakan konsumsi air putih, sayuran dan buah-buahan mesti diperbanyak, disertai mempertahankan stamina badan, istirahat terorganisir, memperbanyak beribadah, meningingkatkan spiritualitas, berpola hidup sehat, selaras, harmonis dan sepadan untuk menangkal radang tenggorokan.